Kamis, 17 November 2011

Demokrasi dan Liberalisme

Demokrasi dan Liberalisme
Menjadi Sumber Peperangan Hari Ini

Sejak kehancuran Uni Soviet dengan pandangan komunisnya (Amerika) berubah menjadi sebuah negara yang sangat dicintai dan dikagumi dengan mengusung pandangan politik barunya yakni demokrasi yang secara harfiah adalah kekuasaan berada di tangan rakyat, dan yang menjadi tolak ukur pandangan mayoritas rakyat suatu bangsa serta liberalisme atau kebebasan.

Dua paham ini semenjak Amerika menjadi negara super power di dunia, selalu dijadikan tameng untuk melindungi kebebasan berekspresi serta melawan nilai-nilai moral suatu daerah yang menurut pandangan Amerika adalah kesalahan dan pengekangan atas individu, sehingga dengan alasan itulah Amerika melakukan intervensi terhadap beberapa negara yang menurut pandangannya keliru, padahal pandangan masyarakat bangsa tersebut belum tentu sama seperti yang dimiliki oleh Amerika, hingga kemudian intervensi tersebut meningkat menjadi sebuah tindakan perlawanan terhadap beberapa kelompok di negara tersebut yang mendukung nilai yang menurut mereka pantas berada di bangsa mereka, bukan dari nilai yang dianut oleh Amerika, sehingga timbullah perlawanan dari kelompok tersebut terhadap Amerika yang memaksakan nilai demokrasi dan liberlisme kepada negara lain di dunia.

Tanpa kita sadari sebenarnya demokrasi ini telah dipaksakan kepada banyak negara di dunia, bukan hanya negara Arab yang notabene memiliki pandangan Islami, bahkan juga negara komunis yang memang sejak dulu selalu menjadi lawan Amerika dalam kekuatan militer dan persenjataan, sebagai contoh negara Afghanistan, dulu ketika melawan Soviet untuk menghilangkan paham komunis dalam wilayah negara mereka yang lebih dekat terhadap nilai-nilai Islam, sehingga perjuangan mereka untuk merebut kemerdekaan ketika itu layaknya perjuangan membela nilai-nilai ajaran agama mereka, lalu kemudian datanglah Amerika sekarang, dengan paham demokrasi dan liberalnya yang ketika awal kampanye paham ini selalu diikuti dengan banyaknya peperangan dan invansi terhadap banyak negara, termasuk beberapa negara yang dihuni oleh kebanyakan umat Islam, sehingga timbullah perlawanan kembali atas Amerika yang disebabkan pemaksaan nilai demokrasi dan liberalisme kepada mereka.

Pemaksaan demokrasi dan liberalisme pada hari ini oleh Amerika tidak lagi menggunakan pola melawan dan mengancam, namun dengan pola mengajak dengan iming-iming kebebasan layaknya Amerika, karena peperangan yang biasa Amerika mulai selalu didasari dengan alasan yang mengada-ada sebagai cara agar mereka bisa memasuki dan mengetahui seluk-beluk negara tersebut hingga suatu saat pemerintah negara tersebut runtuh, maka pemerintah boneka Amerika-lah yang disiapkan sebagai delegasi di wilayah itu.

Sifat dasar manusia yang ada di dunia adalah saling membunuh, dan membuat kerusakan seperti firman Allah SWT (QS. Al-Baqoroh : 30), namun Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dan para nabiNya untuk menjadi alat dan contoh dalam menata kehidupan manusia agar berada dalam kebaikan dan keberkahan, maukah kita saat ini menerima apa yang telah Allah SWT turunkan kepada kita sebagai hambaNya yang memiliki naluri untuk membunuh dan merusak?

Sumber : e-bulletin (18/11)